PEMBINAAN OLEH DIREKTUR PEMBINAAN TENAGA TEKNIS
DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
DI PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG
Semarang|pta-semarang.go.id (29/12/2023)
Jumat 29/12/2022 bertempat di Aula Pengadilan Tinggi Agama Semarang, Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Ditjen Badilag MA RI Dr. H. Candra Boy Seroza, S.Ag., M.Ag berkunjung dan melaksanakan pembinaan kepada Ketua, Wakil Ketua, Hakim Tinggi, para Pejabat Struktural dan Fungsional serta semua ASN PTA Semarang.
Dalam kesempatan tersebut Direktur Binganis menyampaikan ucapan selamat kepada PA Magelang yang telah berhasil meraih predikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) dan PA Salatiga yang berhasil meraih predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK), diharapkan di tahun mendatang lebih banyak satker-satker yang mendapatkan predikat WBK maupun WBBM, khususnya wilayah hukum PTA Semarang.
Pada penghujung tahun ini Direktur Binganis memberikan beberapa evaluasi kinerja selama tahun 2023, diantaranya perihal penguatan integritas, penguatan Sumber Daya Manusia, dan penguatan kelembagaan.
Penguatan Integritas menekankan kepada pengawasan, baik yang dilaksanakan oeh atasan langsung, hakim pengawas bidang dan hakim pengawas daerah tentang hukuman disiplin. Untuk meningkatkan kinerja akan diluncurkan aplikasi integrasi pengawasan, hawasbid dan hatiwasda dapat mengirim hasil pengawasan di aplikasi tersebut dan langsung dapat dipantau oleh Badilag dan Bawas MA RI. integrasi system pengawasan ini disamping antara Hakim pengawasan bidang pada Tingkat Pertama, Hakim Tinggi Pengawas Daerah, Badilag dan Badan Pengawasan, juga terintegrasi dengan Badan Diklat Kumdil serta Libang. Disinggung juga perihal pengawasan melalui CCTV Online (ACO) yang saat ini sudah dipantau langsung oleh Pimpinan MA RI dan Bawas untuk meningkatkan kedisiplinan para ASN.
Dalam hal Sumber Daya Manusia Bapak Direktur Binganis menyatakan bahwa persoalan utama adalah kuantitas yang secara nasional kekuranan SDM, sebagai ilustrasi bahwa pada tahun 2023 ini jumlah hakim dan pegawai yang purna lebih dari 5000 orang, sedangkan penerimaan calon ASN hanya 1600 orang. “Bila hal ini kita adukan ke Pimpinan, maka jalan keluarnya adalah mengoptimalkan implementasi e.court,” demikian disampaikan, yang selanjutnya disinggung rendahnya implementasi e-court secara nasional yang tidak memenuhi target. “Bahkan di wilayah PTA Semarang masih jauh di bawah rata-rata implementasi e-court peradilan agama se Indonesia yang masih di bawah target implementasinya tersebut.
Sedangkan dari segi kualitas SDM terdapat kebijakan baru yang mengoptimalkan fungsi pengadilan tingkat banding dalam memberikan pembinaan kepada peradilan tingkat pertama, yaitu suatu system dimana Hakim Tinggi menjadi mentor Hakim Tingkat I tanpa melihat wilayah hukum. “jadi jangan heran bila nanti terdapat Hakim Tinggi dari wilayah hyukum PTA lain meminta berkas perkara di wilayah hukum PTA Semarang untuk di examinasi,” demikian diinformasikan Bapak Direktur Binganis. Disamping disebutkan pula bahwa untuk peningkatan kualitas ini juga didorong diselenggarakannya diklat di tingkat banding setiap minggu/setiap bulan sekali.
Dalam hal penguatan kelembagaan, diantaranya perihal optimalisasi Perlindungan jaminan Perlindungan Hak-hak Perempuan dan Anak, sudah terdapat perubahan pola pikir para hakim Peradilan agama dimana saat mengadili perkara perceraian sudah selalu dilengkapi dengan hak-hak perempuan pascaperceraian. Untuk menjamin pelaksanaan amar putusan tersebut juga sudah dilakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait, seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Pemda, Dinas Dukacapil dll.
Sedangkan dalam hal mediasi masih terdapat keluhan dari para Mediator selain Hakim dimana tidak diterima untuk menjadi mediator di PA, seharusnya PA menerima juga mediator selain hakim, yaitu mediator yang telah terakreditasi oleh Mahkamah Agung. Ke depan diharapkan pada ruang mediasi selain terdapat foto-foto para mediator agar juga ditampilkan hasil kinerja para mediator tersebut sehingga memudahkan masyarakat dalam memilih mediatornya.
Penguatan Teknologi Informasi menekankan kepada memaksimalkan aplikasi-aplikasi yang telah dibuat oleh MA, Badilag maupun inovasi dari PTA sendiri yang dapat diimplementasikan secara nasional. Diharapkan tahun 2024 pelaksanaan peradilan elektronik, gugatan mandiri, implementasi perlindungan perempuan dan anak bisa meningkat supaya peradilan agama lebih baik dan maju. Bapak direktur juga menyampaikan untuk semua satker di wilayah Jawa Tengah dapat segera menggunakan tanda tangan elektronik dan memaksimalkan penggunaan e-Court.
Sebelum menutup acara, KPTA menyampaikan bahwa PTA Semarang siap untuk menindaklanjuti evaluasi-evaluasi yang telah diberikan pada hari ini terutama yang berkaitan dengan implementasi e-court juga diinformasikan bahwa PTA Semarang memiliki inovasi unggulan, yaitu Jamu Kuat (Kerjasama untuk mewujudkan keadilan dalam masyarakat) yang kedepannya dapat dimanfaatkan secara nasional. Inovasi tersebut sudah bekerjasama dengan berbagai lembaga, yaitu Polda, BPN, Dukcapil dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan anak dll.