BIMBINGAN TEKNIS PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA TEKNIS DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA SECARA DARING/ONLINE
“TIDAK BOLEH MAIN TENIS SEMENTARA ADA WEBINAR”
Semarang|pta-semarang.go.id (17/6/2022)
Setelah membuka acara secara resmi acara Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Teknis Di Lingkungan Peradilan Agama Secara Daring/Online Dirjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung R.I., Dr. Drs. Aco Nur, S.H., M.H., mengeluarkan statemen kerasnya saat melihat dari layar monitor masih terdapat satker peradilan agama yang hadir mengikuti webinar hanya satu dua orang padahal yang diundang adalah Pimpinan, hakim dan Panitera/Panitera Pengganti Pengadilan Tingkat Pertama dan Pengadilan Tingkat Banding. “Kalau ada pembinaan dari YM. Hakim Agung, olah raga ditiadakan dulu. Tidak boleh main tenis sementara ada webinar”, demikian tegur Dirjen Badilag yang lebih lanjut memerintahkan KPTA seluruh Indonesia agar mengevaluasi setiap pembinaan yang dilaksanakan oleh Badilag yang harus direspon dan diperhatikan dengan baik, sebab webinar ini merupakan ilmu untuk meningkatkan sumber daya manusia secara profesional yang outputnya diharapkan akan baik pula, namun ini tergantung kualitas SDM-nya. Kualitas SDM didapatkan dengan pembinaan seperti yang sedang berlangsung saat ini juga sebelumnya mendatangkan guru besar dari universitas Al Azhar. Hal ini merupakan upaya terus menerus Badilag dalam rangka meningkatkan kualitas SDM serta meminimalisir kesalahan dalam penerapan hukum acara dan hukum materiil.
Namun demikian Dirjen Badilag juga memberikan apresiasi terhadap Peradilan Agama dimana dari 600.000 perkara yang kasasi sekitar 900 perkara atau 0,3% berarti aparat Peradilan Agama di seluruh Indonesia telah menjalankan organisasi Badan Peradilan Agam dengan luar biasa sehingga putusan-putusannya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Pada Tingkat Banding juga hanya sekitar 0, %, berarti ada rasa kepuasan masyarakat yang luar biasa terhadap putusan-putusan Pengadilan Agama di seluruh Indonesia, oleh sebab itu agar dipertahankan prestasi ini dan meningkatkan kualitas dengan mengikuti webinar atau pembinaan baik yang dilaksanakan secara internasional, nasional maupun internal Mahkamah Agung, yaitu oleh Hakim Agung maupun oleh Bapak-bapak Direktur yang ada di Peradilan Agama.
Dirjen Bdilag juga mengharapkan semangat yang dibangun Badilag dalam meningkatkan SDM ini agar ditangkap oleh seluruh satker untuk meminimalisir tingkat ketidak percayaan masyarakat terhadap putusan-putusan yang tidak tepat dalam penerapan hukum acara sebagaimana temuan-temuan yang akan diungkapkan narasumber.
Diungkapkan pula oleh Dirjen Badilag bahwa masih terdapat pengaduan meskipun tidak banyak, misalnya: Pihak yang satu diberi kesempatan yang luas sementara lawannya dibatasi. Ada juga orang yang kaget menerima putusan bahwa dia telah digugat cerai istrinya, tapi tidak pernah menerima relaas panggilan padahal setiap hari ada di rumah. Ada juga oknum peradilan yang bermain dengan pengacara, dimana hal ini terekam dalam CCTV, bahwa mengenai CCTV ini Badilag memantau terus menerus dimana dibagi tugas pengawasan kepada para Direktur mengawasi wilayah masing-masing, Kasubdit mengawasi PTA, serta para Kasi Kasubag mengawasi Tingkat Pertama, untuk mengawasi dan pada hari itu juga satker nya ditelpon bila ditemukan pelanggaran. Selain itu para pihak janganlah diarahkan menggunaka pengacara tertentu. Terapkan aturan main yang dikeluarkan Badilag tentang pemakaian warna kalung pengunjung pengadilan, tidak boleh masuk di dalam pagar pengadilan orang-orang yang tidak mempunyai kepentingan di pengadilan yang akan memberikan peluang bagi orang-orang itu untuk memanfaatkan situasi, untuk melindungi para pihak, terutama yang tidak mampu untuk diambil manfaatnya oleh orang-orang tersebut. Aturan ini jangan dilonggarkan karena untuk kepentingan umat, dimana sudah mendapatkan problem masih harus dibebani dengan hal-hal tersebut.
Selanjutnya dipimpin oleh moderator Dr. Candra Boy Seroza, S.Ag., M.Ag. yang juga menjabat sebagai Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama, nara sumber YM Hakim Agung Kamar Agama Dr. H. Purwosusilo, S.H., M.H. memaparkan temuan-temuan Beliau penerapan hukum acara dalam berkas Kasasi dan Peninjauan Kembali.
Dr. H. Purwosusilo, S.H., M.H. sebelum memaparkan hasil temuannya menyampaikan bahwa Hakim terikat dengan aturan main yang ada dalam hukum acara, apabila hakim salah dalam penerapan hukum acara maka akan menimbulkan ketidakadilan. Berawal dari ketidakadilan procedural akan berakibat pada ketidakadilan substansial, sehingga akan terjadi kedzoliman hakim terhadap para pihak.
Beberapa temuan dalam berkas kasasi dan Peninjauan kembali yang dipaparkan adalah temuan murni bukan merupakan rekayasa. Untuk membahas hal tersebut narasumber mengajak para peserta untuk berdikusi perihal temuan-temuan yang ada yang dilemparkan kepada para peserta untuk menanggapinya dan selanjutnya diberikan jalan keluar yang semestinya dilakukan.
Para peserta sangat antusias mengikuti diskusi tersebut yang hanya sempat membahas 5 (lima) temuan, yaitu perihal eksepsi kompetensi relative tanpa jawaban pokok perkara pada sidang pertama, eksepsi kompetensi absolut tanpa jawaban pokok perkara, bagaimana penerapan eksepsi kompetensi relative, bagaimana menimbang akta otentik yang tidak ada aslinya sehingga tidak dapat dicocokkan dengan aslinya, dan penerapan sumpah decissoir. Karena terbentur dengan waktu yang terbatas maka diskusi interaktif dengan terpaksa harus diakhiri, namun demikian narasumber siap memberikan waktu lagi untuk pertemuan-pertemuan yang akan datang.