Dialog Badilag – FCFCOA

Update Gugatan Mandiri dan E-Court untuk Peningkatan Akses Keadilan Bagi Perempuan

 

Semarang|pta-semarang.go.id (26/7/2022)

Pada Selasa 26 Juli 2022, Pimpinan, Hakim Tinggi, Panitera dan Panitera Pengganti PTA Semarang secara daring mengikuti kegiatan yang diselenggarakan Badilag yang bertajuk “Dialog Badilag – FCFCOA, Update Gugatan Mandiri dan E-Court untuk Peningkatan Akses Keadilan Bagi Perempuan”.

 

 

 

Kegiatan webinar yang diikuti oleh seluruh satuan kerja Peradilan Agama seluruh Indonesia baik Peradilan Agama Tingkat Pertama maupun Tingkat Banding ini menghadirkan narasumber dari Federal Court & Family Court of Australia (FCFCOA), yaitu The Hon. Judge Liz Boyle dan The Hon. Justice Suzanne Christie, keduanya merupakan Hakim Agung dari FCFCOA dan dari internal Badilag Dr. Dra. Nur Djannah Syaf, S.H.,M.H.,Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama, Ditjen Badilag MA RI serta Dr. Rio Satria, S.H.I., M.E.Sy., Hakim Yustisial Ditjen Badilag MA RI.

 

 

 

Dirjen Badilag Dr. Drs. H. Aco Nur, S.H., M.H. setelah membuka acara webinar secara resmi menyampaikan bahwa dalam MoU tahun 2020 yang menindaklanjuti MoU sebelumnya antara Ditjen Badilag MA RI dan Family Court Of Australia terdapat 3 (tiga) aspek yang dikembangkan, yaitu pertama mengembangkan landasan yang kokoh dan berkesinambungan antara Ditjen Badilag MA RI dan Family Court of Australia; kedua, memperluas pemahaman lebih lanjut tentang hukum dan budaya peradilan di Indonesia dan Australia; ketiga meningkatkan kapasitas Peradilan Agama dalam melaksanakan Cetak Biru Pembaharuan Peradilan

Dari kerjasama baik dengan Family Court of Australia maupun Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ2) ini Badilag telah mengembangkan sebanyak 24 inovasi dan aplikasi yang digunakan untuk peningkatan pelayanan internal dan aplikasi yang memberikan kemudahan bagi masyarakat pencari keadilan dalam melakukan pendaftaran dan memonitor perkembangan perkara yang ditangani pengadilan.

 

 

Dirjen Badilag dalam kesempatan tersebut menyampaikan capaian kinerja pada tahun 2021 diantaranya memberikan data penggunaan aplikasi gugatan mandiri yang sudah mencapai 19.491 pada tahun 2021. Perlu diketahui bahwa perkara yang diterima sebanyak 691.976 perkara. Sedangkan untuk pemanfaatan e-court sebanyak 133.293 perkara yang didalamnya termasuk 24.357 perkara diajukan oleh “Pengguna Lain” atau masyarakat umum.

Sedangkan layanan yang diberikan kepada masyarakat rentan, yaitu masyarakat dengan ekonomi lemah, masyarakat yang tinggal di pedalaman, masyarakat penyandang disabilitas dan kaum perempuan, berupa pembebasan biaya perkara 1799 perkara, Pos Bantuan Hukum 1899 jam layanan, sidang diluar pengadilan 5589 perkara, Sidang Penetapan Nikah di Luar Negeri (setiap tahun Ditjen Badilag mengadakan persidangan penetapan nikah bagi buruh migran di luar negeri, namun tahun ini terkendala pandemi Covid19) dan Pengadilan inklusif / Pengadilan Ramah bagi Penyandang Disabilitas diselenggarakan pada 20 Pengadilan Percontohan.

The Honorable Justice Suzanne Christie dalam sambutannya menyampaikan bahwa meskipun kunjungannya ke Indonesia hanya sebentar namun telah begitu banyak hal yang dipelajari yang dapat dibawa ke Australia. Dalam kerjasama yang terjalin selama 17 tahun lebih didasari pada 2 (dua) hal, yakni, pertama terdapat hubungan yang profesional dan persahabatan karib yang mendalam, kedua, mempunyai tujuan yang sama yakni membantu masyarakat yang rentan, masyarakat yang termarjinalkan dan telah disaksikan pada Peradilan Agama yang sangat memperhatikan masyarakat yang termarjinalkan dengan melakukan terobosan-terobosan yang baru dalam membantu masyarakat sebelum persidangan, selama persidangan dan pada saat pelaksanaan putusan pengadilan.

Lebih lanjut dinyatakan bahwa gugatan mandiri merupakan salah satu kunci pengadilan dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat pencari keadilan. Pengadilan Agama juga memperhatikan bantuan hukum baik bagi anak-anak maupun pihak dewasa.

 

 

Sebagai moderator pada acara inti yaitu M. Natsir Asnawi,S.H.I., M.H. Hakim Yustisial pada Ditjen Badilag MARI menyampaikan bahwa webinar kali ini menghadirkan 2 (dua) orang narasumber, yakni Dr. Dra. Nur Djannah Syaf, S.H.,M.H.,Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama, Ditjen Badilag MARI serta Dr. Rio Satria, S.H.I., M.E.Sy., Hakim Yustisial Ditjen Badilag MARI yang akan ditanggapi oleh The Honorable Justice Suzanne Christie, The Honorable Judge Liz Boyle, Fitria Villa Sahara Deputy Director, PEKKA Foundatioan, Warida Syafie Direktur ICJ Makassar, Burhan dari Posbakum UIN Sunan Gunung Jati Bandung serta Kate Summer dan Leisha Lister dari AIPJ.

Dirjen Badilag dalam kata penutupnya menekankan agar implementasi gugatan mandiri dan e-court yang memberikan kemudahan masyarakat pencari keadilan dan membimbing masyarakat untuk mampu menggunakan teknologi Informasi dalam menyelesaikan problem hukum yang ada pada dirinya. Arahkan masyarakat pada pemanfaatan gugatan mandiri agar tingkat biaya masyarakat dalam menyelesaikan perkaranya dengan biaya rendah dan tidak didampingi oknum-oknum. Maka terapkan pula penggunaan kartu tamu / id card 4 (empat) macam warna untuk tamu yang berkepentingan saja yang boleh masuk ke pengadilan. Demikian pesan Dirjen Badilag kepada semua Pimpinan Peradilan Agama di Jawa Tengah terkait implementasi gugatan mandiri dan e-court.