Pesan Apel Senin
“Menjadi Orang Pintar yang Selalu Berbuat Benar”
Semarang|pta-semarang.go.id (20/8/22)
Mengawali aktivitas kerja pada hari Senin kali ini termotivasi oleh Pembina apel, yaitu Drs. H. Ahmad Munthohar, S.H., M.H. Seperti biasa, kegiatan apel pagi yang diselenggarakan pada hari Senin (20/08/2022) merupakan sebuah afirmasi dan dorongan kuat yang diberikan kepada seluruh pegawai oleh para petinggi PTA Semarang, agar saat bekerja mempunyai motivasi kuat untuk menjalankan seluruh program kerjanya dan yang lebih utama yaitu bekerja karena ibadah, bukan karena paksaan maupun gaji belaka.
Diikuti oleh seluruh pegawai PTA Semarang, baik meliputi ASN maupun non-ASN, apel pagi telah berlangsung dengan khidmat dan penuh konsentrasi mendengarkan beberapa pesan yang disampaikan oleh Pembina apel Drs. H. Munthohar, S.H., M.H. Dalam pesan apelnya adalah 8 kriteria manusia : Pertama, tidak semua orang pintar itu benar; Kedua, tidak semua orang benar itu pintar; Ketiga, Banyak orang benar tapi tidak pintar; Keempat, Banyak orang pintar tapi tidak benar; Kelima, Daripada jadi orang pintar lebih baik lagi menjadi orang benar walaupun tidak pintar; Keenam, Lebih baik lagi menjadi orang pintar yang selalu benar; Ketujuh, Memperbaiki ora benar (selalu berbuat benar) itu lebih mudah daripada memperbaiki orang pintar; Kedelapan, memperbaiki orang pintar itu butuh hati yang jernih dan kesabaran.
Pesan yang sangat menyentuh karena kita dituntut untuk menjadi orang yang sellau berbuat benar dan lebih baik lagi apabila menjadi orang pintar yang selalu berbuat benar. Dalam dunia kerja, bermasyarakat, atau dimanapun kita berada, orang yang benar jika melakukan suatu kesalahan akan segera meminta maaf dan mengoreksi kesalahan yang telah diperbuat, sehingga ketika diingatkan ia akan senang hati menerima saran dan kritikan yang masuk. Sedangkan orang yang merasa paling pintar, ia akan mengganggap masukan orang lain sebagai bumerang bagi dirinya, dan merasa dirinya terancam karena merasa yang dilakukan adalah benar. Dengan kata lain, mereka menganggap dirinya paling pintar, paling benar dan paling bisa mengerjakan sesuatu.
Mengakhiri sambutan dari Pembina apel, kalimat “lebih baik menjadi orang benar daripada orang pintar” menjadi alarm keras bagi masing-masing individu. Bahwasanya kita hidup tidak sendirian, kita hidup berdampingan dengan beragam kepribadian manusia. Dan merasa paling pintar merupakan sifat dari tingginya ego dan rasa individualisme yang masih bersemayam di setiap umat manusia. (qq)